"Without going out of your door, You can know all things of earth.. With out looking out of your window, You could know the ways of heaven.."
Selasa, 15 Desember 2009
Cicak VS Buaya..
Ahir-akhir ini kita sering banget dengar istilah Cicak VS Buaya. Apa sih istilah Cicak VS Buaya yang dimaksud disini? Semacam video game seperti smack down kah, atau suatu judul film tragedy comedy, atau mungkin, suatu konflik nyata di dalam dunia perhewanan Indonesia?
Coba kita analisis! Kalau video game kayanya gak mungkin banget, males juga main video game Cicak VS Buaya, gak ada keren-kerennya. Jadi gugur nih statement pertama. Selanjutnya judul film tragedy comedy, kayanya juga gak banget nih, males banget nontonnya, dan siapa juga yang mau bikin nih film? Nah kacau lah statement ini. Sekarang tinggal statement terakhir nih, yaitu konflik nyata di dalam dunia perhewanan Indonesia? Ini baru ada hubungannya, Cicak dan Buaya adalah sama-sama “Hewan”, Jadi statement ini nih yang tepat untuk menggambarkan Cicak VS Buaya.
Oke kita mulai analisisnya. Cicak VS Buaya. Gokil juga sih! Masa Cicak berani banget lawan Buaya? Gak mungkin banget, kalau Buaya mungkin bikin perkara sama Cicak, secara Buaya beringas. Kalau benar begitu, si Buaya telah melanggar HAH (Hak Asasi Hewan). Loch?! Yaiyalah, Cicak kehilangan hak memperoleh keadilan, gak adil banget Cicak dipaksa lawan Buaya, bisa mati konyol tuh Cicak. Dari segi fisik saja, kalah jauh banget Cicak sama Buaya. Cicak gak punya “senjata tajam”, yang ada cuma “lidah yang tajam” untuk membunuh nyamuk-nyamuk “penghisap darah”, nah sedangkan Buaya sendiri punya “senjata tajam”, dan gunanya untuk membunuh semua musuhnya. Jadi jelas sekali si Buaya melanggar HAH, dan juga melakukan penjajahan terhadap Cicak dengan menyalah gunakan kekuatannya tersebut. Wah Cicak dalam bahaya dong? Jadi siapa yang bisa menolong Cicak ya? Sebenarnya kita nih, manusia, yang mempunyai akal dan hati nurani. Tapi manusia yang kaya gimana dulu nih? Kalau manusia jadi-jadian, seperti Komodo atau Godzila yang masih kerabat dekat Buaya, dan menyamar jadi manusia sih, sama saja bohong. Lalu manusia seperti apa yang dapat menolong Cicak dari penjajahan si Buaya dan kroni-kroninya tersebut? Ya manusia sejati yang bukan jadi-jadian, contoh manusia sejati disini, manusia yang gak mau “darahnya” dihisap oleh para nyamuk yang dapat menyebabkan kematian bagi manusia itu sendiri. Jadi jelas disini, Cicak VS Buaya adalah konflik internal dalam dunia “Hewan” yang dampaknya dapat menganggu kehidupan manusia. Bila manusia mau terbebas dari “nyamuk-nyamuk penghisap darah”, maka manusia harus menolong Cicak! Hidup Cicak!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar