Kini..
Kau sangat bersinar..
Sinarmu membuat Semua orang ingin mengenalmu
Membuat Semua pria pun ingin memilikimu
Aku memang bodoh telah meninggalkanmu
Tapi.. bukan bodoh karena kamu sekarang bersinar
Aku pun tidak menyesalkan itu
Aku tidak menyukai segala sinarmu
Aku menyukaimu sama seperti dulu
Kamu yang suka memakan garam
Kau tetap gadis pemakan garam yang selalu bersinar selamanya
Aku menyesal dan rindu akan rasa asin yang selalu kau berikan padaku..
Wahai Gadis garam ku..
Dan aku tau kau takkan pernah kembali padaku
Sekarang aku hanya ingin satu..
Aku hanya ingin kau bahagia dan sehat selalu
Teruslah memakan garam wahai gadis pemakan garam :)
"Without going out of your door, You can know all things of earth.. With out looking out of your window, You could know the ways of heaven.."
Rabu, 07 September 2011
Minggu, 24 Juli 2011
Menanti Pelangi di Halte
Petang itu aku bergegas pulang dari kantor
Menunggangi kuda besi
Melewati rimba beton ibu kota
Menelusuri kenangan didalamnya
Sssssssssssssiiiiiiiingggggggggggggggg
Petang dijakarta layaknya pasar pagi
Padat, sesak dan berisik
Dampaknya pun membuatku semakin konservatif
Terpikir akan sebuah kisah lalu
Petang itu langit tampak sangat gelap sekali
Memerah memancarkan kejengahan
Byuuuuurrrrrrrrrrrrrr
Hujan pun turun sederas-derasnya
Mengguyur seisi ibu kota
Lalu kutepikan motor disebuah halte
Srreeeettttttttttt
Di halte itu....
Aku melihat sepasang muda-mudi sedang memadu kasih
Aku pun dahulu pernah seperti itu
Memadu kasih berdua dengannya
Dahulu..
Disaat hujan turun
Aku dan dia sering berteduh di halte
Berdua menunggu hujan reda hingga muncul pelangi
Disaksikan pelangi
Aku dan dia mengucapkan janji
Janji saling setia hingga kapanpun
Indah.....
Ssssshhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
Namun itu semua hanya masa lalu
Yang ada sekarang hanyalah rasa penyesalan
Hujan pun tak kunjung reda
Malah semakin deras
Namun aku akan terus sabar
Menunggu hujan reda
Hingga pelangi kembali hadir
Menuntunku untuk kembali menjemput dirinya
Menunggangi kuda besi
Melewati rimba beton ibu kota
Menelusuri kenangan didalamnya
Sssssssssssssiiiiiiiingggggggggggggggg
Petang dijakarta layaknya pasar pagi
Padat, sesak dan berisik
Dampaknya pun membuatku semakin konservatif
Terpikir akan sebuah kisah lalu
Petang itu langit tampak sangat gelap sekali
Memerah memancarkan kejengahan
Byuuuuurrrrrrrrrrrrrr
Hujan pun turun sederas-derasnya
Mengguyur seisi ibu kota
Lalu kutepikan motor disebuah halte
Srreeeettttttttttt
Di halte itu....
Aku melihat sepasang muda-mudi sedang memadu kasih
Aku pun dahulu pernah seperti itu
Memadu kasih berdua dengannya
Dahulu..
Disaat hujan turun
Aku dan dia sering berteduh di halte
Berdua menunggu hujan reda hingga muncul pelangi
Disaksikan pelangi
Aku dan dia mengucapkan janji
Janji saling setia hingga kapanpun
Indah.....
Ssssshhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
Namun itu semua hanya masa lalu
Yang ada sekarang hanyalah rasa penyesalan
Hujan pun tak kunjung reda
Malah semakin deras
Namun aku akan terus sabar
Menunggu hujan reda
Hingga pelangi kembali hadir
Menuntunku untuk kembali menjemput dirinya
Selasa, 19 April 2011
PUISI untuk Seorang Gadis Pemakan Garam
Panggilannya adalah si gadis pemakan garam
Sehari, dia bisa menghabiskan 2004 butir garam
Dari memejamkan mata, hingga matanya termeram
Dia suka garam, dialah gadis pemakan garam
Tapi, sekarang dia sedang geram
Karena aku menitipkannya pada Neptunus sang pengeram
Ku meninggalkannya bukan berarti aku tidak sayang dan tidak muram
Aku sangat rindu dan ingin menjemputmu kembali wahai gadis pemakan garam
Wahai Neptunus! Sampaikan salam, untuk si gadis pemakan garam
******
Hei gadis pemakan garam, apa kabar?
Kuharap kau menantiku disana dengan sabar
Kan ku bawa 2004 butir garam untukmu
Sebagai syarat permintaan maafku padamu
Kukan berjanji untuk mecari kunci membuka gerebang kerajaan Neptunus
Bila berhasil, akan ku peluk dirimu dan takkan terputus
Selamanya kau dan aku di planet Uranus
Gadis pemakan garam dan aku si pemuda Aquarius
*********
Siang itu, aku sedang berbaring
Dibawah pohon rindang yang keriting
Daun-daun pun berjatuhan dari ranting
Terpikir olehku gadis pemakan garam yang membuatku melting
Pandangku melihat kelangit yang sudah sedikit menguning
Kuterperana menyaksikan parade awan berbaris bak biri-biri keriting
Dan kudengar awan biri itu mengembik berdering!
Memalingkan hati yang terpelanting
******
Sekarang aku memang sendiri
Terus memikirkan gadis pemakan garam yang terbui
Tapi aku yakin aku akan berhasil menjemputnya kembali
Mengisi hati dan cinta yang bersemi seperti dulu lagi
Sehari, dia bisa menghabiskan 2004 butir garam
Dari memejamkan mata, hingga matanya termeram
Dia suka garam, dialah gadis pemakan garam
Tapi, sekarang dia sedang geram
Karena aku menitipkannya pada Neptunus sang pengeram
Ku meninggalkannya bukan berarti aku tidak sayang dan tidak muram
Aku sangat rindu dan ingin menjemputmu kembali wahai gadis pemakan garam
Wahai Neptunus! Sampaikan salam, untuk si gadis pemakan garam
******
Hei gadis pemakan garam, apa kabar?
Kuharap kau menantiku disana dengan sabar
Kan ku bawa 2004 butir garam untukmu
Sebagai syarat permintaan maafku padamu
Kukan berjanji untuk mecari kunci membuka gerebang kerajaan Neptunus
Bila berhasil, akan ku peluk dirimu dan takkan terputus
Selamanya kau dan aku di planet Uranus
Gadis pemakan garam dan aku si pemuda Aquarius
*********
Siang itu, aku sedang berbaring
Dibawah pohon rindang yang keriting
Daun-daun pun berjatuhan dari ranting
Terpikir olehku gadis pemakan garam yang membuatku melting
Pandangku melihat kelangit yang sudah sedikit menguning
Kuterperana menyaksikan parade awan berbaris bak biri-biri keriting
Dan kudengar awan biri itu mengembik berdering!
Memalingkan hati yang terpelanting
******
Sekarang aku memang sendiri
Terus memikirkan gadis pemakan garam yang terbui
Tapi aku yakin aku akan berhasil menjemputnya kembali
Mengisi hati dan cinta yang bersemi seperti dulu lagi
Senin, 17 Januari 2011
RAYAKAN PERBEDAAN!!
Beberapa waktu lalu ane bertandang ke kota Bandung. Yang katanya kota modern, yang menerima berbagai macam kebudayaan yang ada. Namun ane dikejutkan dengan Spanduk yang isinya adalah larangan untuk membangun tempat ibadah di daerah tersebut. Namun disini ane ga mau menyebut nama Daerah tepatnya, karena disini ane juga menghargai keputusan mereka. Tapi sayang sekali ane gak bawa kamera untuk poto tuh Spanduk sebagai bukti tulisan ane ini, namun kira-kira tulisan spanduknya seperti ini :
"Setelah melalui kesepakatan bersama, Warga daerah ini menolak pembangunan Gereja"
Ya begitulah kira-kira isi spanduknya. Ane nulis ini bukan untuk mempropokasi antar umat beragama.
kasus ini merupakan sebuah kajian yang bagus buat ane dan kita semua untuk dapat menghargai sesama umat Manusia, walau beda Suku, Ras, dan Agama. Mengapa pada Zaman sekarang masih ada aja yang melakukan hal seperti ini. Bukankah Era Kegelapan (Dark Age) di Abad Pertengahan udah lewat beberapa Abad yang lalu? Dimana Agama benar-benar terpelosok ke dalam lembah kenistaan, di Zaman itu nama Agama dan Tuhan dibawa-bawa untuk mempertahankan kekuasaan para Penguasa dan untuk pengekangan bagi orang-orang yang melanggar perintah Penguasa saat itu. Dan seharusnya Era itu sudah berakhir dari kapan tau, dimulai dengan gerakan Humanisme Italia, yang mempelopori Zaman Renesans hingga Post-Modern sekarang ini.
Kembali ke masalah. Ane masih bingung, atas dasar apa mereka (warga daerah itu) melakukan pelarangan pembangunan Gereja? Ane juga belum tau, tapi apapun alasan mereka, semua Manusia berhak mendapatkan kebebasan untuk beribadah, dan itu semua dilindungi oleh Undang-Undang (UUD Pasal 29). Ane ga mau membela atau pun menyinggung satu kelompok tertentu, tapi disini ane ingin mempertanyakan sampai sejauh mana batasan kekuasaan Manusia untuk menyentuh kebebasan Manusia lain? Apakah Manusia terlalu sombong dengan menganggap dirinya paling benar sama dengan Tuhan? Haruskah Manusia mempunyai kuasa yang sama dengan Tuhan? Apakah seorang Kiyai Haji, para Habaib, Wali, Paus Paulus, Pendeta, Rabi, Biksu, Presiden, Raja, Jendral, atau Tokoh Masyarakat yang dituakan mendapatkan kesetaraan kuasa dengan Tuhan? Sehingga mereka bisa melakukan apa saja sesuai dengan kehendaknya yang mengatasnamakan kebenaran atau Tuhan? Tak sadarkah mereka bahwa mereka hanyalah Manusia biasa, sama dengan kita? Mereka juga bukanlah Nabi yang sudah ditutup oleh Muhammad SAW? Bahkan Nabi sendiri tidak pernah melakukan hal yang semena-semena terhadap umat Manusia, kecuali atas perintah Tuhan langsung.
Jadi pada intinya kasus ini hanyalah masalah Hegemoni. Dimana kelompok Dominant melakukan ‘diskriminasi’ terhadap kelompok Minoritas atau Oposisi. Dan dalam kasus ini yang menjadi kelompok Dominant adalah Kelompok Non-Nasrani di daerah tersebut yang melakukan diskriminasi terhadap kelompok Minoritas kaum Nasrani di daerah tersebut. Oleh karena itu terjadilah pelarangan pembangunan Gereja di daerah tersebut. Sangat jelas sekali disini masalah Hegemoni, dimana Tokoh Masyarakat daerah tersebut memanfaatkan kekuasaanya untuk meng-Hegemoni daerah tersebut, dengan mengatasnamakan Adat, Etika, Agama, Suku, atau apalah pemikiran metalnya. Jadi disini bukanlah soal siapa yang paling benar atau suara terbanyak, tetapi disini hanyalah kepentingan Politik Hegemoni dari Pemuka Adat daerah tersebut untuk mempertahankan kekuasaan Ideologinya.
Dia menganggap dirinya dan pemikirannya paling benar sendiri dengan membawa-bawa nama Agama dan Tuhan. Kalau kita bicara soal kebenaran berarti kita bicara soal Yang Maha Sempurna, yaitu Tuhan. Bila Dia (Tokoh Masyarakat daerah itu) melarang pembangunan Gereja yang notabenanya adalah tempat Beribadah kaum Nasrani kepada Tuhan. Berarti si Tokoh Masyarakat tersebut telah melarang Manusia untuk Beribadah kepada Tuhan? Tuhan semua makhluk pada intinya adalah Satu. Tuhan Yang Maha Esa, apapun namaNYA dalam berbagai Agama atau kepercayaan, dia tetap Tuhan, Dia mengajarkan Kebaikan kepada kita Manusia. Masalah siapa yang paling benar, itu semua kita kembalikan kepada kita semua sesuai kepercayaan kita masing-masing, tak ada larangan ataupun paksaan. Dalam Al-Quran (QS Al-kafirun:6) sesuai dengan bunyi ayat Lakum Dinukum Waliyadin, Agama mu Agama mu, Agama ku Agama ku. Manusia tidak berhak bertindak sebagai Tuhan dengan merasa dirinya paling benar dengan memvonis Manusia lain sesat atau tidak. Biarkanlah kita berhubungan dengan Tuhan kita atau Hablumminallah dengan cara dan kepercayaan kita masing-masing, dan kita tetap menghargai sesama Manusia walau berbeda dalam hal apapun, kita harus tetap menjalin hubungan dengan baik atau Hablumminanas dengan sesama Manusia.
Jadilah Manusia yang beragama sebenarya, bukan beragama penuh dengan kepalsuan dan gaya-gayan yang malah membuat kita terlihat seperti orang tak beragama. Jagalah Agama mu, jangan sampai Agamu mu terlihat jelek karena kalakuan burukmu. Disini ane sebagai Muslim, ane mau menunjukkan kepada semua orang kalau Islam adalah Agama yang damai, indah dan sempurna. Tunjukkanlah dengan kelakuanmu. Karena apa yang terlihat Lahiriah, itu menunjukkan Batiniyahnya juga. Jangan sampai nama Islam ternoda dengan perbuatan-perbuatan tercela. Hargailah mereka dalam perbedaan. Rayakan Perbedaan!! Perbedaan adalah anugrah, Tuhan menciptakan MakhlukNYA dengan berbeda-beda, dengan tujuan untuk saling mengenal, belajar, menghargai, membantu, instropeksi, dll. Bila tanpa perbedaan, kita tak bisa menilai mana yang baik buat kita dan mana yang buruk buat kita, atau mana yang Hak dan mana yang Bathil.
Jadi:
Rayakanlah Perbedaan!! Freedom for All Human!!
"Setelah melalui kesepakatan bersama, Warga daerah ini menolak pembangunan Gereja"
Ya begitulah kira-kira isi spanduknya. Ane nulis ini bukan untuk mempropokasi antar umat beragama.
kasus ini merupakan sebuah kajian yang bagus buat ane dan kita semua untuk dapat menghargai sesama umat Manusia, walau beda Suku, Ras, dan Agama. Mengapa pada Zaman sekarang masih ada aja yang melakukan hal seperti ini. Bukankah Era Kegelapan (Dark Age) di Abad Pertengahan udah lewat beberapa Abad yang lalu? Dimana Agama benar-benar terpelosok ke dalam lembah kenistaan, di Zaman itu nama Agama dan Tuhan dibawa-bawa untuk mempertahankan kekuasaan para Penguasa dan untuk pengekangan bagi orang-orang yang melanggar perintah Penguasa saat itu. Dan seharusnya Era itu sudah berakhir dari kapan tau, dimulai dengan gerakan Humanisme Italia, yang mempelopori Zaman Renesans hingga Post-Modern sekarang ini.
Kembali ke masalah. Ane masih bingung, atas dasar apa mereka (warga daerah itu) melakukan pelarangan pembangunan Gereja? Ane juga belum tau, tapi apapun alasan mereka, semua Manusia berhak mendapatkan kebebasan untuk beribadah, dan itu semua dilindungi oleh Undang-Undang (UUD Pasal 29). Ane ga mau membela atau pun menyinggung satu kelompok tertentu, tapi disini ane ingin mempertanyakan sampai sejauh mana batasan kekuasaan Manusia untuk menyentuh kebebasan Manusia lain? Apakah Manusia terlalu sombong dengan menganggap dirinya paling benar sama dengan Tuhan? Haruskah Manusia mempunyai kuasa yang sama dengan Tuhan? Apakah seorang Kiyai Haji, para Habaib, Wali, Paus Paulus, Pendeta, Rabi, Biksu, Presiden, Raja, Jendral, atau Tokoh Masyarakat yang dituakan mendapatkan kesetaraan kuasa dengan Tuhan? Sehingga mereka bisa melakukan apa saja sesuai dengan kehendaknya yang mengatasnamakan kebenaran atau Tuhan? Tak sadarkah mereka bahwa mereka hanyalah Manusia biasa, sama dengan kita? Mereka juga bukanlah Nabi yang sudah ditutup oleh Muhammad SAW? Bahkan Nabi sendiri tidak pernah melakukan hal yang semena-semena terhadap umat Manusia, kecuali atas perintah Tuhan langsung.
Jadi pada intinya kasus ini hanyalah masalah Hegemoni. Dimana kelompok Dominant melakukan ‘diskriminasi’ terhadap kelompok Minoritas atau Oposisi. Dan dalam kasus ini yang menjadi kelompok Dominant adalah Kelompok Non-Nasrani di daerah tersebut yang melakukan diskriminasi terhadap kelompok Minoritas kaum Nasrani di daerah tersebut. Oleh karena itu terjadilah pelarangan pembangunan Gereja di daerah tersebut. Sangat jelas sekali disini masalah Hegemoni, dimana Tokoh Masyarakat daerah tersebut memanfaatkan kekuasaanya untuk meng-Hegemoni daerah tersebut, dengan mengatasnamakan Adat, Etika, Agama, Suku, atau apalah pemikiran metalnya. Jadi disini bukanlah soal siapa yang paling benar atau suara terbanyak, tetapi disini hanyalah kepentingan Politik Hegemoni dari Pemuka Adat daerah tersebut untuk mempertahankan kekuasaan Ideologinya.
Dia menganggap dirinya dan pemikirannya paling benar sendiri dengan membawa-bawa nama Agama dan Tuhan. Kalau kita bicara soal kebenaran berarti kita bicara soal Yang Maha Sempurna, yaitu Tuhan. Bila Dia (Tokoh Masyarakat daerah itu) melarang pembangunan Gereja yang notabenanya adalah tempat Beribadah kaum Nasrani kepada Tuhan. Berarti si Tokoh Masyarakat tersebut telah melarang Manusia untuk Beribadah kepada Tuhan? Tuhan semua makhluk pada intinya adalah Satu. Tuhan Yang Maha Esa, apapun namaNYA dalam berbagai Agama atau kepercayaan, dia tetap Tuhan, Dia mengajarkan Kebaikan kepada kita Manusia. Masalah siapa yang paling benar, itu semua kita kembalikan kepada kita semua sesuai kepercayaan kita masing-masing, tak ada larangan ataupun paksaan. Dalam Al-Quran (QS Al-kafirun:6) sesuai dengan bunyi ayat Lakum Dinukum Waliyadin, Agama mu Agama mu, Agama ku Agama ku. Manusia tidak berhak bertindak sebagai Tuhan dengan merasa dirinya paling benar dengan memvonis Manusia lain sesat atau tidak. Biarkanlah kita berhubungan dengan Tuhan kita atau Hablumminallah dengan cara dan kepercayaan kita masing-masing, dan kita tetap menghargai sesama Manusia walau berbeda dalam hal apapun, kita harus tetap menjalin hubungan dengan baik atau Hablumminanas dengan sesama Manusia.
Jadilah Manusia yang beragama sebenarya, bukan beragama penuh dengan kepalsuan dan gaya-gayan yang malah membuat kita terlihat seperti orang tak beragama. Jagalah Agama mu, jangan sampai Agamu mu terlihat jelek karena kalakuan burukmu. Disini ane sebagai Muslim, ane mau menunjukkan kepada semua orang kalau Islam adalah Agama yang damai, indah dan sempurna. Tunjukkanlah dengan kelakuanmu. Karena apa yang terlihat Lahiriah, itu menunjukkan Batiniyahnya juga. Jangan sampai nama Islam ternoda dengan perbuatan-perbuatan tercela. Hargailah mereka dalam perbedaan. Rayakan Perbedaan!! Perbedaan adalah anugrah, Tuhan menciptakan MakhlukNYA dengan berbeda-beda, dengan tujuan untuk saling mengenal, belajar, menghargai, membantu, instropeksi, dll. Bila tanpa perbedaan, kita tak bisa menilai mana yang baik buat kita dan mana yang buruk buat kita, atau mana yang Hak dan mana yang Bathil.
Jadi:
Rayakanlah Perbedaan!! Freedom for All Human!!
Langganan:
Postingan (Atom)