Selasa, 09 Februari 2010

CERPEN : DI BUNGKAM ALIEN !

Seorang wanita setengah baya bernama Suci berjalan gontai tak tentu arah. Ia mencari Ibunya yang bernama Marsinah, yang tiba-tiba menghilang begitu saja saat alien meng-invasi Negeri ini beberapa puluh tahun lalu. Dulunya Marsinah adalah seorang aktifis manusia anti alien, Dia menentang keras invasi alien di Negeri ini yang banyak merugikan manusia.

Beberapa puluh tahun yang lalu, sekitar tahun 60an, alien mulai masuk meng-invasi Negeri ini, mereka melakukan tindakan semena-mena terhadap manusia. Semuanya di jarah dan di curi oleh alien dari tangan manusia, seperti harta, kekuasaan, bahkan nyawa manusia pun bisa hilang bila mencoba untuk berontak, seperti yang di lakukan Masrsinah ini.

Suci terpisah dari Ibunya, saat Ia berusia 5 tahun. Selama ini Suci hidup dan di besarkan oleh Pamannya.

“Carilah Ibumu Suci! Cari tahu semua kebenarannya! Setidaknya temukan bangkai Ibumu dan jerat para alien terkutuk itu ke Mahkamah Galaxy!”

“Iya Paman! Tapi bagaimana caranya!? Aku tak punya kekuatan untuk itu!?”

“Ini sudah zaman kebebasan! Sudah 12 tahun Alien kita usir dari Negeri ini! Dan temuilah Mas Mudir. Dia adalah seorang aktifis, sama seperti Ibumu! Temuilah dia anakku! Dia tinggal di daerah timur Negeri ini.”

Dengan modal nasehat dari Pamannya tersebut, Suci menempuh perjalanan jauh ke timur, dan akhirnya Ia bertemu dengan Mas Mudir. Ia menceritakan semua kejadian yang menimpanya kepada Mas Mudir.

“Wah, harus di tindak lanjuti! Memang agak berat kawan! Walau para alien sudah pergi dari Negeri ini, tetapi benih-benih alien yang di tanam dalam rahim manusia saat invasi waktu itu, telah berbuah sekarang, dan menghasilkan alien berbentuk manusia! Kita harus hati-hati kawan! Kita tak kan pernah tahu yang mana manusia, dan yang mana alien di zaman sekarang ini! Tapi, aku tak kan pernah takut! Kebenaran harus di tegakkan, walau nyawa taruhannya!”

Dengan semangat berapi-api, akhirnya mereka bedua mulai melakukan investigasi. Mereka mulai melakukan diplomasi ke berbagai pihak. Mengirim email ke Mahkamah Galaxy yang berada di planet Jupiter. Selain itu mereka juga meminta dukungan pemerintah Negeri ini untuk meminta surat izin terbang dan paspor menuju planet antah berantah dimana alien tinggal.

Dengan modal tersebut, akhirnya mereka pun mulai berangkat melakukan investigasi ke Negeri alien dengan menggunakan rocket luar angkasa.

“Selamat datang di Rocket Space Lines! Nyonya dan Tuan mau minum apa?” Sahut sang Pramugari Rocket luar angkasa tersebut kepada mereka berdua.

“Apa saja boleh!” Jawab Mudir.

Sementara itu di Bumi.

Tutttt… tuttttt… klikkk… Halo Letnan Jendral Alien! Semuanya akan kami atur! Mereka akan membiru tragis sebelum tiba disana!”

“Bagus! Lanjutkan dinastiku! Walau rezim kami tak lagi berkuasa di Negerimu, tapi kami percaya kamu bisa melanjutkannya! Buat manusia-manusia Negerimu mempercayaimu dengan citra-citra positif kamu. Bungkam semua musuh-musuh kita! Lanjutkan! Hahahaha….. tut tut tut tut tut……..”

Beberapa hari kemudian, tersiar kabar bahwa Mudir dan Suci telah tewas secara mengejutkan di dalam Rocket luar angkasa tersebut. Tubuh mereka di temukan membiru tragis. Menurut otopsi yang di lakukan oleh pihak kepolisian, mereka berdua tewas karena di racun di udara.

Sampai sekarang kasus pembunuhan tersebut tidak ada kelanjutannya. Pemerintah seakan bungkam seribu bahasa. Polisi pun serasa malas menindak lanjuti kasus ini. Sementara orang-orang yang mencoba melakukan investigasi terhadap kematian mereka bedua, mendapat terror gelap.

Namun tak sedikit pula orang-orang yang tak takut untuk terus melanjutkan perjuangan Mudir dan Suci dalam menginvestigasi para alien. Mereka menganggap kematian Mudir dan Suci bukanlah akhir, tetapi adalah awal untuk menegakkan keadilan di Negeri ini! Dan kematian mereka adaah suatu tanda bahwa Negeri ini belum benar-benar bersih dari para alien yang sebelumnya berkuasa.

Arip Pirosa

Jakarta,

Selasa, 9 February 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar