Mosi Tidak Percaya muncul dari pandangan Masyarakat terhadap kepemimpinan SBY-Boediono. Disini gw mau mencoba melihat apa aja sih yang telah terjadi dalam masa kepemimpinan 100 hari SBY-Boediono? Kenapa Rakyat sudah Tak Percaya lagi dan menyatakan SBY Gagal!?
Dalam masa pemerintahannya yang baru berjalan 100 hari saja, Bapak Presiden tercinta kita telah melakukan beberapa Hegemoni, dan di bawah ini adalah beberapa Hegemoni yang gw amati selama 100 hari kepemimpinan Bapak Susilo Bambang Yudhoyono. Cekidot!
- Hegemoni terhadap Oposisi Politik (Mencoba menggaet Golkar sebagai koalisi dan menjadikan dedengkot PDI-P menjadi ketua MPR yang secara logika gak mungkin jumlah PDI-P yang minoritas bisa menempatkan Bapak Taufik Kiemas sebagai ketua MPR RI)
- Hegemoni terhadap Oposisi di luar Politik, yaitu Kriminalisasi KPK (Konspirasi Antasari Azhar hingga penangkapan terhadap Bibit-Chandra di Bungkam!)
- Hegemoni terhadap duit rakyat, dengan menguapnya dana talangan Century yang merugikan Negara Rp.6,7 T (Baru-baru ini SBY and the gank sepertinya menggunakan strategi Cicilia, yaitu mengorbankan seseorang untuk “mencuci tangannya”, yaitu tiba-tiba kok pengusaha bengkel mobil bisa dapet dana nyasar Century sebesar Rp. 30 M, kalo begitu kok baru ketauan sekarang, saat dimana SBY and the genk semakin terpojok? Hmm..)
- Hegemoni kekayaan dan social, dengan memperjarak kedekatannya dengan rakyat (Rakyat naek Bajaj, pejabat naek Toyota Crown Royal Shalom. Dari pada beli mobil mewah buat yang kehidupannya emang udah mewah, kenapa gak di pake duit itu buat Relokasi korban Gempa ataupun Lapindo yang belum selesai-selesai. Masih banyak kan tuh yang Rakyat miskin ataupun pedalaman yang harus di perhatikan ketimbang beli mobil mewah tersebut. Selain itu Mafia Hukum semakin menjamur, Artalita yang merugikan Negara karena kasus BLBI pun asik karaoke-karaoke dan ajojing-ajojing ria di tahanan, sedangkan Nenek-nenek yang di tuduh maling kapas yang gak merugikan Negara sepeser pun harus meringkuk di tahanan bareng kecoak-kecoak yang sedang berajojing ria)
- Hegemoni kesejahteraan rakyat (Harga bahan pokok gak mengalami penurunan, tak berpihak dengan rakyat kecil. Penggusuran dimana-mana, dll)
- Hegemoni terhadap kebebasan berpendapat, dengan melarang buku George tentang Gurita Cikeas (SBY dkk merasa dirinya terancam dengan data-data yang dapat menyudutkan dirinya tentang fakta-fakta kucuran dana Century yang masuk ke dompet cikeas and the gank, kalo merasa gak bersalah, lantas kenapa harus di larang?)
- Hegemoni tokoh baik atau pencitraan baik, dengan merasa terzolimi sendiri oleh para Oposisi.
- Hegemoni Rakyat, dengan gak terima dengan Mosi Tak Percaya dan Pemakzulan yang akan di lakukan oleh Rakyat terhadap dirinya
Ya, itulah fakta-fakta yang terjadi selama 100 hari kepemimpinan SBY-Boediono. Bila kejaidan dan masalahnya seperti ini, yaitu Hegemoni, kita langsung teringat dengan kepemimpinan Soeharto dalam Orde Baru. Mungkinkah ini merupakan ORBA Jilid 2? Bila kita lihat dalangnya memang berbeda, konsep juga jelas berbeda, namun jalurnya sekarang lebih bersih, dengan siasat muka dua, topeng malaikat di gunakan untuk mernutupi wajah iblisnya, lebih mending rezim ORBA, disana Soeharto tak menyembunyikan keganasannya. Jelas sekali sekarang ini lebih berbahaya dari rezim ORBA, Rakyat seakan di nina bobokan dengan cerita-cerita melankolis seperti di sinetron-sinetron layar kaca saat ini, Rakyat tak sadar bahwa mereka sedang di tikam dari belakang. Rakyat yang tadi kagum dengan sosok Romeo, kemudian mereka tak tahu bahwa di belakang mereka, sang Romeo tersebut adalah sebuah Iblis yang di buru oleh Jibril.
Jadi sangat jelas sekali bila Rakyat Indonesia pada tanggal 28 Januari ini, bertepatan dengan 100 hari kepemimpinan SBY-Boediono, melakukan aksi demonstrasi utuk menyatakan SBY-Boediono gagal dan di minta untuk segera mundur! Rakyat mempunyai Hak untuk menuntut Pemakzulan dan menyatakan Mosi Tak Percaya kepada Presiden. Seperti mengutip lagu dari Efek Rumah Kaca yang berjudul Mosi Tidak Percaya : “Kalau kami tak percaya, lantas kau mau apa? Kau tak berubah, selalu mencari celah. Jelas kami marah, kamu di percaya susah. Ini Mosi Tidak Percaya!”
Seharusnya SBY malu, rakyatnya sendiri sudah tak percaya lagi dengannya. Bila dia gentle seperti Opa Soeharto, seharusnya dia mundur. Dan gw mengutip dari pernyataan Jubir Presiden, Bung Pasha, dia mengatakan, “2000 orang yang akan berdemo jelang 100 hari masa kepemimpinan SBY-Boediono ini tak bisa mewakili seluruh Rakyat Indonesia!” Hei Bung! Buka mata anda, liat siapa 2000 orang itu? Itu semua Rakyat Indonesia, walaupun tidak semuanya turun kejalan, tapi 2000 orang itu mewakili aspirasi sebagian besar Rakyat Indonesia untuk menuntut SBY-Boediono mundur karena gagal! Karena aspirasi Rakyat yang seharusnya disampaikan oleh para Wakil Rakyat di Senayan, malah tak di terima oleh Presiden and the genk! Karena DPR sekarang seperti di nina bobokan oleh Pemerintah yang berkuasa saat ini, kurang garang, liat aja kasus Century gak selesai-selesai? Dan lihat juga siapa yang turun ke jalan? Itu semua adalah elemen Masyarakat yang peduli dengan Rakyat. Rakyat yang di zolimi, dan siapa Rakyat yang di zolimi tersebut? Rakyat-rakyat seperti buruh, petani, dan rakyat-rakyat miskin lainnya. Rakyat disini bukanlah Rakyat yang mengendarai Camry atau Mercy, karena Rakyat yang seperti itu tidak akan di zolimi oleh Pemerintah, karena Rakyat seperti itu adalah Pren atau CS Pemerintah, makanya gak akan pernah di rugikan dan gak mau menggulingkan Pemerintah. Yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin. Dan bila Bung Pasha mau lebih dari 2000 orang untuk berdemo? Mungkin semua Rakyat Indonesia bisa turun lebih banyak lagi suatu hari nanti! Dan ingat! Kita sebagai Rakyat mempunyai Hak atas Mosi Tak Percaya terhadap Presiden!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar